Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Mungkin itulah keadaan yang dialami oleh pasangan Yohania Kunua dan Ovin Marlin Kunua, Warga Naikliu, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, NTT.
Ovin Marlin Kunua melahirkan di RSUD Naibonat, Lalu dirujuk ke RS. WZ. Yohanes Kupang, anaknya meninggal dunia. Ketika hendak dibawa bawa pulang untuk dikebumikandi RT 11/RW 05, Dusun 04, Desa Fatunaus, Kecamatan Amfoang Utara. Kabupaten Kupang, pasangan yang sedang berduka itu harus membayar biaya sewa ambulance Rp. 1.600.000.
Tak Mampu Bayar Ambulance, Diangkut Dengan Pick Up dan ojek
Akhirnya, janazah anak mereka diangkut dengan Pick up karena lebih murah yakni 800.000 rupiah. Setiba di dekat rumah mereka, ternyata Pick up tidak bisa masuk karena medan yang tidak bisa dilewati. Akhirnya, janazah bayi malang itu, harus angkut dengan ojek hingga ke rumah.
Perjuangan Dari Amfoang Ke Kupang
Yohania dan Ovin berjuang mati-matian hingga sampai kupang. Awalnya ibu Ovin mengalami kontraksi di rumah. lalu dibawa ke Puskesmas Naikliu. Namun dari sana dirujuk ke rumah sakit Naibonat Kabupaten Kupang. Mereka pun harus menyewa Mobil warga dengan biaya 2.000.000, dari Amfoang ke RSUD naibonat Kupang.
Perjalanan Amfoang-Nibonat dari pukul 11 siang hingga pukul 5 Sore bukan perjalanan yang mudah bagi ibu hamil yang hendak melahirkan.
Namun syang, anak mereka lahir kurang normal di RSUD. Naibonat, sehingga dirujuk di RSUD. WZ. Yonahes Kupang, namun sayang sekali bayi mereka tidak terselamatkan.
Mereka berduka, harus membawa anak mereka dalam peti jenazah ke kampung halaman, namun sayang, uang sudah habis.
Tak mampu sewa Ambulance. Maka dibawalah menggunakkan Pick up, dan jasa ojek hingga sampai di rumah.
Sanga sedih, ambulance milik rumah sakit milik pemerintah harus bayar lagi. Apakah pemerintah propinsi NTT kurang uang untuk menanggung "kedukaan" rakyatnya?
Miris.miris.miris.